Social Icons

Pages

Minggu, 09 April 2017

HASIL OBSERVASI



Laporan Observasi Kelompok 7 Psikologi Pendidikan
Topik   :  Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Judul   : Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMKN 1 Percut Sei Tuan
BAB 1 PERENCANAAN

1.1 PENDAHULUAN
Perkembangan arah pengajaran di Indonesia yang benuasa kompetitif dan menghargai poses belajar yang berdampak pada penguasaan kompetensi serta berbagai kebijakan pendidikan yang dilakukan juga sering berawal dari langah-langkah yang telah dilakukan oleh Negara lain. Model dan pola pendidikan yang serba diseragamkan, mulai bergeser menuju paradigma desentralisasi. Demikian juga dengan pendekantan pembelajaran yang selama ini lebih bersifat normative, lebih mengutamakan aspek kognitif secara afektif dan psikomotorik, perlahan-perlahan mulai ditata secara utuh melalui pola pembelajaran yang bernuansa pembelajaran aktif yang lebih memberikan pengalaman belajar bagi siswa. Dari sinilah kemudian berkembang konsep pembelajaran yang lebih berorientasi pada kebutuhan siswa dan tidak lagi berorientasi pada guru semata. Nuansa dialogis dalam proses pembelajaran semakin dikembangkan untuk membentuk karakter siswa yang berani, jujur, bertanggung jawab dan mampu beragumentasi secara ilmiah. Uraian di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran pada perguruan tinggi, terus mengalami perubahan. Salah satu bentuk perubahan yang dimaksud adalah perubahan dari bentuk Teacher Centered Learning (TCL) ke Teacher Centered Learning (SCL). Oleh sebab itu, dalam laporan ini akan dibahas mengenai pola pembelajaran teacher center dan student center.


 1.2. LANDASAN TEORI
            Pendekatan Konstruktivisme menekankan kepada kelompok kami untuk aktif membangun pemahaman dan pengetahuan terhadap tugas yang diberikan secara tertulis. Dalam tugas ini kami mengeksplorasi dan memahami apa saja yang harus dilakukan dalam memenuhi tugas yang diinginkan dosen pengampu. Dan dalam tugas ini kami juga mulai belajar terjun kedunia lapangan sekolah, dalam tugas ini juga kami belajar untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepada kami. Kami juga belajar untuk menyelesaikan masalah yang harus kami hadapi dalam pengobservasian yang kami lakukan
Metode Konstruktivisme mendorong kami melakukan pembelajaran SCL (Student Center Learned) . Pada metode ini, kami sebagai mahasiswa melakukan pembelajaran dewasa untuk mencari jawaban atas pertanyaan kami. Observasi kami memacu kami untuk mengeluarkan kemampuan sosial kami, bagaimana kami berinteraksi kepada guru untuk meminta izin berkaitan dengan kehidupan sosial kami. Sebagaimana yang dijelaskan dalam teori Bronfenbrener. Hal ini juga berkaitan dengan salah satu teori Kohlberg tentang perkembangan moral convensional reasoning , dalam arti bahwa kami harus memahami dan mematuhi peraturan yang dibuat oleh sekolah seperti yang dijelaskan bapak Sukirman  (Wakil Kepala Sekolah). Bagaimana kami berinteraksi dengan siswa-siswi yang ada disekolah, mendekatkan diri dengan murid-murid yang ada dan membuat kenyamanan sebaik mungkin dalam lokasi sekolah tersebut.
·         TEORI BELAJAR
1.      B.F. Skiner
Skinner memberikan statemennya bahwa belajar merupakan “Tingkah laku sebagai hubungan antara perangsang (S) dan respon (R)” yang terkenal dengan teorinya yaitu Operant Conditioning Theory. Ada dua macam respon dalam kegiatan belajar Respondent response reflexive respons, bersifat spontan atau dilakukan secara reflek, diluar kemampuan seseorang. Dalam situasi yang demikiasn seseorang cukup belajar dengan stimulus yang diberikan dan ia akan memberikan respons yang sepadan dengan stimuli yang datang. Operant Response (Instrumental Response), respon yang timbul dan berkembangnya dikuti oleh perangsan-perangsang tertentu. Perangsang yang demikian disebut dengan reinforcing stimuli atau reinforcer, karena perangsang ini memperkuan respons yang telah dilakukan oleh organisme. Prosedur pembentukan tingkah laku dalam operant response secara sederhana adalah sebagai berikut :
Mengidentifikasi hal-hal apa yang merupakan reinforcer bagi tingkah laku yang akan dibentuk. Menganalisa, dan selanjutnya mengidentifikasi komponen-komponen itu lalu disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya tingkah laku yang dimaksud. Berdasarkan urutan komponen-komponen itu sebagai tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer untuk masing-masing komponen-komponen itu. Melakukan pembentukan tingkah laku, dengan mengunakan urutan yang telah disusun. Kalau komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya (reinforcer) diberikan. Kemudian komponen kedua, jika yang pertama sudah terbentuk, yang kemudian diberi hadiah pula (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi). Teori belajar ini berhubungan dengan metode pembelajaran yang digunakan di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. Siswa diberi penjelasan teori dan kemudia diberikan contoh yang nyata, kemudian guru memberi pertanyaan disertai dengan hadiah. Dalam hal ini, hadiah diberikan sebagai bentuk reinforcement(perangsang) dan siswa pun banyak yang mencoba menjawab dengan benar untuk mendapatkan hadiah tadi.

1.3 ALAT DAN BAHAN
- Kamera
- Notes
- Pulpen
- Handphone
1.4 ANALISIS DATA
            Data diperoleh langsung di lembaga pendidikan sekolah yang telah di tentukan. Data yang diperoleh akan diolah sesuai dengan teori pembelajaran observasional. Metode yang kami gunakan untuk memperoleh data sebagai berikut :
·         Observasi
Kami mengambil data dengan mengobservasi secara langsung kegiatan pada siswa kelas 10 jurusan teknik mesin SMK NEGERI 1 Percut Sei Tuan mulai jam pelajaran kedua hingga jam pelajaran kelima, dan kami berfokus pada kegiatan siswa ketika sedang belajar di ruangan kelas.

·         Wawancara
Kami juga sempat melakukan wawancara dengan siswa dikelas 10 Teknik mesin yang berjumlah 20 orang dan dengan 4 siswi dari kelas 11 jurusan teknik komputer dan jaringan. Pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan adalah pertanyaan seputar tentang tingkat pemahaman belajar mereka dan kendala apa saja yang dialami dalam proses belajar mengajar.
1.5 SAMPEL PENELITIAN DAN LOKASI PENGAMBILAN DATA
Sampel                  :  Siswa kelas 10 jurusan teknik mesin.
Tempat      :  SMK NEGERI 1 Percut Sei Tuan

  
BAB II
PELAKSANAAN

2.1. SISTEMATIS PELAKSANAAN PENELITIAN
1.      Permohonan untuk pembuatan  surat izin dari fakultas kami lakukan pada tanggal 29 Maret 2017. Pengambilan surat izin dari fakultas kami lakukan pada tanggal 07 April 2017.
2.      Diskusi pemilihan judul untuk observasi kami lakukan pada tanggal 30 Maret 2017.
3.      Diskusi untuk perencanaan kegiatan observasi kami lakukan pada tanggal 03 April 2017.
4.      Pemberian surat izin dari fakultas ke SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan kami lakukan pada tanggal  07 April 2017 .
5.      Kegiatan observasi dilakukan pada hari Sabtu, 08 April 2017

2.2. PROFIL SEKOLAH
Nama Sekolah                         : SMKN 1 PERCUT , SEI TUAN
Telepon                                   : 
(061) 7357932
Email                                       :  info@smkn1-pst.sch.id
Uang Sekolah                          : -
Dana Komite                           :  Rp 100.000/bulan
Observasi Kelas/Jurusan         : X / Teknik Mesin
Jumlah Siswa Kelas Observasi: 20 siswa laki-laki
Tanggal Observasi                   :  8 April 2016
Waktu Observasi                     : 9.00 – 10.00




Ø  Setting lokasi sekolah
SMKN 1 Percut ini terdiri dari 14 jurusan , dan pada kelas X pada SMK ini
terdiri dari 6 kelas Teknik Sepeda motor , 11 kelas Teknik Kendaraan Ringan , 3 kelas Teknik Las dan Fabrikasi , 8 kelas Teknik Mesin , 9 kelas TKJ , 6 kelas Teknik Rekayasa Perangkat Lunak , 5 kelas Teknik Pendingin Udara , 8 kelas Teknik Elektro Audio Vidio , 1 kelas TJTL , 9 kelas TITL , 1 kelas Furniture , 3 kelas Geomatika , 6 kelas Teknik Sipil Arsitektur , 6 kelas Teknik Kontruksi Gedung
Sekolah ini dilengkapi dengan 1 laboratorium Bahasa, 1 laboratorium Komputer/jaringan , perpustakaan, ruang OSIS, ruang Pramuka, aula, UKS ,toilet di berbagai jurusan, satu lapangan voli, satu lapangan basket, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, ruang wakil kepala sekolah bagian humas, ruang wakil kepala sekolah bagian edukasi, ruang tata usaha, dan 2 pos satpam.
Ø  Settingan ruangan kelas
            Didalam kelas terdapat 2 jendela , 15 meja siswa , 30 kursi siswa , 1 meja guru dan 1 kursi guru , 1 whiteboard , 1 kipas angin tidak menyala , 6 lampu tidak menyala. Lampu tidak menyala dan kipas angin tidak menyala kemungkinan pada saat diadakannya observasi terjadi mati listrik atau terdapat kendala lain yang terjadi didalam kelas tersebut.


BAB III
LAPORAN DAN EVALUASI DATA

3.1. Sistematis Observasi Kegiatan
            Observasi kami lakukan pada hari Sabtu, 08 April 2017. Dengan sampel yang kami pilih adalah kelas 10 teknik mesin SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan yang masuk pada pukul 07.30 WIB.  Namun, karena jarak dari Padang Bulan ke daerah Pancing (SMK 1 Percut Sei Tuan) memakan waktu kurang lebih 1 jam kami baru bisa mengobservasi mereka pada jam 9 pagi. Anak-anak sudah melakukan aktivitas seperti biasa yaitu belajar dan sebagian kelas ada yang melakukan praktek di ruang praktek masing-masing. Kebetulan, kelas yang kami observasi sedang mengikuti proses belajar mengajar di ruang kelas yang dipandu oleh seorang guru laki-laki yaitu pak Fahrul Mirza. Kelompok kami terdiri dari 8 orang, sehingga untuk mempercapat proses observasi, kami membagi menjadi 2 tim. Tim pertama yaitu Brian, Dhea, Mustika, dan Sinthya bertugas mengobservasi di dalam ruangan kelas 10 teknik mesin, sedangkan yang lainnya, yaitu Dwi, Cindy, Lissa, dan Sara bertugas berkeliling untuk mencari dan melengkapi data tentang profil sekolah. Saat tim pertama memasuki kelas, terlebih dahulu memina izin kepada pak Fahrul Mirza lalu kemudian kami memperkenalkan diri kepada adik-adik yang ada di kelas tersebut lalu kami duduk dibangku paling belakang untuk mengamati proses belajar mengajar yang mereka lakukan kurang lebih 30 menit. Selama proses belajar mengajar berlangsung sebagian besar siswa aktif dalam pembelajaran. Mereka sering mengajukan pertanyaan seputaran pelajaran yang diajarkan oleh pak Fahrul. Mereka juga menanggapi setiap penjelasan bapak tersebut.
            Metode pembelajaran yang digunakan oleh pak Fahrul adalah teacher centered. Dimana pak Fahrul menjelaskan secara mendetail dan memberikan contoh konkrit kepada siswa nya agar lebih mudah memahami materi yang diberikan. Kondisi kelas juga santai dan hangat, artinya terjalinnya komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Sesekali siswa juga membuat lelucon saat pembelajaran. Hal ini menunjang semangat siswa sehingga siswa tidak mengantuk saat pembelajaran berlangsung, tetapi bila mereka tidak dikontrol maka lelucon tadi justru membuat suasana kelas ribut. Jika kami melihat, para siswa memang cukup baik dalam mendengarkan guru, akan tetapi mereka cenderung jarang mencatat dan tidak memakai buku referensi saat belajar. Walaupun guru mengajar dengan menggunakan materi dari handphone (mobile learning), kehadiran buku referensi juga sangat penting untuk menunjang pemahaman siswa lebih mendalam.
            Kondisi ruangan dan lingkungan juga nyaman dan bersih, banyak ditanami pepohonan karena SMK ini adalah salah satu sekolah menuju adiwiyata nasional. Sehingga, murid juga semakin nyaman dan tidak merasa kepanasan saat belajar. Akan tetapi, pencahayaan nya kurang. Hal ini disebabkan karena terkadang lampu kelas rusak akibatnya, mereka hanya memakai pencahayaan dari matahari. Begitu juga dengan penggunaan teknologi pendidikan yang mereka gunakan cukup banyak. Hal ini disebabkan karena mereka adalah sekolah kejuruan. Selain ada kelas teori mereka juga mempunyai kelas praktek yang menggunakan teknologi pendidikan berupa komputer, internet, mesin otomotif dan lainnya yang menunjang pembelajaran.
            Beberapa kendala yang dialami guru salah satunya pak Fahrul saat mengajar di kelas adalah terkadang kondisi kelas sulit dikendalikan, apalagi didalam kelas semua siswa nya laki-laki. Tingkat emosi siswa yang berbeda-beda membuat guru harus mengajar semenarik mungkin. Agar mereka tidak bosan dan lebih paham akan materi nya dan bisa mempraktekkan nya langsung saat di ruang praktek. Terlebih mereka adalah SMK yang dipandang orang sudah siap bekerja. Oleh karena itu, menceritakan pengalaman yang berhubungan dengan materi merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan niat belajar siswa ungkap pak Fahrul. Sedangkan kendala dari siswa,  ada siswa yang merasa dirinya salah jurusan sehingga malas dan tidak ada niat untuk belajar. Akan tetapi, bagi sebagian siswa lain saat diberi tugas mereka cukup lancar mengerjakan. Mereka juga mempunyai solidaritas yang tinggi terhadap sesama teman nya dan kendala-kendala lainnya yang masih tergolong bisa diatasi.
Setelah selesai mengambil data kami pun mengucapkan terimakasih kepada siswa di kelas 10 Teknik Mesin dan kepada pak Fahrul selaku guru yang sedang mengajar di kelas tersebut. Setelah itu, kami pun keluar dan melengkapi data yang belum ada.
3.2. EVALUASI DATA
 Evaluasi data kami simpulkan dalam poin-poin sebagai berikut:
  Ø  Sebagian besar murid reflektif, sebagian lagi implusif. Sebagian murid memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru yang sedang mengajar dan reflektif menjawab pertanyaan guru serta bertanya dan berdiskusi tentang apa yang belum dipahaminya dan pengalaman yang berhubungan dengan materi yang sedang disajikan guru. Beberapa murid melamun, bahkan dan diam-diam saja tanpa mencatat materi yang diberikan.
  Ø  Sebagian murid adalah deep learner dan sebagian lagi surface learner. Murid-murid dengan gaya belajar yang mendalam mencoba mengulang ucapan guru kemudian membaca bukunya lalu mencatat di buku tulisnya. Namun, pada kelas yang kami observasi mereka cenderung jarang mencatat.
  Ø  Guru membuat perencanaan mengajar dengan sangat baik baik (tujuan instruksional, perencanaan kegiatan, prioritas). Hal ini dilihat dari guru yang memahami materi dan dapat menjawab pertanyaan siswa dengan sangat baik pula.
      Selain itu, gurunya juga memberikan tugas dengan materi yang disampaikan sebelumnya, yaitu berupa tugas berkelompok yang menunjang semangat siswa.
  Ø  Guru menggunakan pendekatan teacher-centered dengan metode instruksi langsung dimana guru memberikan penjelasan dan bertanya hanya tentang pelajaran Kewirausahaan dari awal jam pelajaran hingga jam pelajaran berakhir.
  Ø  Guru menggunakan salah satu strategi instruksional Teacher-Centered dengan comparative advance organizer dimana guru memberikan materi baru dengan menanyakan dan mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya dan dengan memberikan contoh konkrit kepada siswanya.
  Ø  Motivasi murid untuk belajar tidak lagi sepenuhnya karena ingin memahami materi yang dipelajari. Tujuan yang ingin dicapai murid berpindah dari mastery goal menjadi performance goal.
  Ø  Motivasi belajar murid cukup tinggi. Akan tetapi, usaha guru untuk meningkatkan kembali motivasi belajar murid-muridnya masih sangat diperlukan agar kondisi ini tetap terjaga. Salah satu cara yang dapat diterapkan misalnya guru melakukan teknik Scaffolding dan memberikan gambaran atas hal-hal positif dari belajar dengan memberikan contoh nyata di kehidupan.
  Ø  Motivasi belajar murid cenderung sejalan dengan teori behavioral. Dimana murid belajar untuk mendapatkan nilai bagus dan kemudian mendapatkan penghargaan. Atau belajar agar tidak dimarahi orang tua di rumah.
  Ø  Teknologi yang digunakan cukup banyak dan kondisinya masih baik, seperti komputer, internet, mesin-mesin otomotif dan lainnya sehingga siswa mudah mengaplikasikan teori dikelas saat praktik nantinya.  Salah satu teknologi yang sudah umum dimiliki oleh orang banyak yaitu telepon genggam (hp). Di SMK ini, mereka terkadang menggunakan metode belajar mobile learning yaitu metode pembelajaran yang lebih simple dan dapat di buka di telepon genggam. Tujuan nya agar siswa dan guru tidak perlu membawa buku yang berat ke sekolah.

      3.3. Dokumentasi Gambar
      1. Saat proses belajar mengajar
 
     
      2. Ruang Praktek Teknik Mesin


      3. Foto Bersama Sebagian Anak Kelas 10 Teknik Mesin

      4. Saat Wawancara Dengan Siswa

3.4 POSTER

BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
            Metode pembelajaran adalah metode teacher-centered dengan metode instruksi langsung dimana guru memberikan penjelasan dan bertanya hanya tentang pelajaran Kewirausahaan dari awal jam pelajaran hingga jam pelajaran berakhir saat guru sedang mengajarkan teori dari pelajaran tersebut. Dengan fasilitas yang cukup memadai di tambah dengan guru yang profesional, serta lingkungan sekolah yang hijau dan nyaman, siswa/i di sekolah ini memiliki motivasi belajar yang tinggi dan selalu ingin mencoba hal baru.

4.2. SARAN
Untuk lebih meningkatkan motvasi belajar siswa/i, kelompok observasi memberikan saran untuk di masa yang akan datang yaitu :
  1. Perlunya pemenuhan inspirasi siswa secara cepat oleh perangkat sekolah baik mengenai cara mengajar guru dan pemenuhan fasilitas yang kurang maupun fasilitas yang perlu untuk di perbaiki.
  2. Perlunya diadakan kegiatan konseling sekali seminggu dikelas untuk mengetahui apa saja kendala dan masalah yang dialami tiap siswa. Agar nantinya siswa bisa lebih mematuhi peraturan dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Santrock, Jhon W.2004.Psikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta:Prenadamedia Group.


OLEH : KELOMPOK 7

1.     BRIAN TARIGAN                                    16-159
2.     DWI AVRILLIA M. GINTING               16-186
3.     DHEA ORIZA SATIVA S.                       16-196
4.     LISSA SETIANA RIA S.                          16-209
5.     SINTHYA APRIANTI S.                          16-212
6.     MUSTIKA MELATI                                16-216
7.     CINDY APRILLA TARIGAN                 16-225
8.     SARA TAMARANI MANIK                             16-227

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates